Aku Bangga Indonesia


" Aku Bangga Indonesia "



Nama  : Noorbayu Andriyanto
Kelas  : 1 EB 21
NPM   : 25210029





Makalah Perekonomian Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfQpM4_l2kI3o0XQIOcYMAiEKrsamcacH8gkvgZ33TTvpJWWYpw-A_Rt6x2SytPh9osZ198uQ0D-rh1TTkZptw5U-Rq5lcI9SfmUTFA7DVRheQjvUBj5fXIkfYtwYicDXH9LC5r2Hz-6U/s200/College_Logo-Gundar.jpg


“ Aku Bangga Indonesia “


Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia #
Dosen : Dr. Aris Budi Setyawan
Universitas Gunadarma





















·        Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Aku Bangga Indonesia”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia # di UNIVERSITAS GUNADARMA.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Daftar Isi :

Kata Pengantar

Daftar Isi :

Ø BAB 1 PENDAHULUAN

Ø BAB 2 PEMBAHASAN

Ø BAB 3 KESIMPULAN












Ø PENDAHULUAN
Indonesia termasuk negara yang beruntung karena lokasinya yang dinilai strategis dalam letak geografis, dengan diapit oleh 2 benua dan dilalui oleh jalur perdagangan internasional. Dalam letak strategis inilah, memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam segi ekonomi khususnya. Dari kondisi seperti itu, dituntut bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk dapat bisa mengelola dan mengatur sebaik mungkin sehingga mendapatkan keuntungan yang besar kepada negara. Oleh karena itu, bangga dan bersyukurlah karena letak negara kita yang strategis walaupun dalam pengelolaan kesempatan letak ini masih kurang maksimal.
Banyak hal yang seharusnya masyarakat ketahui sebagai warga negara Indonesia sangat banyak hal yang patut di banggakan dari negara ini. Contoh : Kemajuan pertumbuhan ekonomi dari sistem perekonomian yang dianut oleh Indonesia, tidak lepas dari kondisi perekonomian di Indonesia yang sedang di alami Indonesia saat ini.
Sudah lama Indonesia merdeka namun masih saja kondisi perekonomian Indonesia masih kurang.  Terbukti dengan tingkat pengangguran yang besar, tingkat pendapatan masyarakatnya masih tergolong kurang,  inflasi yang terus meningkat sehingga masyarakat berada dalam kondisi perekonomian yang miskin. Oleh karena itu ahli ekonomi di Indonesia khususnya yang berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap kondisi perekonomian di Indonesia seperti menteri keuangan beserta staff-staffnya dan juga lembaga keuangan negara selalu berusaha menomorsatukan tingkat perekonomian Indonesia agar dapat menduduki posisi tinggi dalam suatu perekonomian dunia. Mereka bersaing dalam tataran internasional agar menduduki peringkat atau tingkat yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Selama Indonesia merdeka ini mereka bekerja dan hasilnya ditunjukan pada peringkat yang didapat oleh negara Indonesia dalam tataran Internasional. Pada setiap akhir tahun, negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi Negara Indonesia maupun semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional





Ø BAB 2 PEMBAHASAN
Krisis nilai tukar telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah yang merosot tajam sejak bulan Juli 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan ketiga dan triwulan keempat menurun menjadi 2,45 persen dan 1,37 persen. Pada triwulan pertama dan triwulan kedua tahun 1997 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8,46 persen dan 6,77 persen. Pada triwulan I tahun 1998 tercatat pertumbuhan negatif sebesar -6,21 persen.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya pada triwulan kedua tahun 1998.
Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen. Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
·         YANG DIUNGGUL KAN DARI SISTEM EKONOMI DI INDONESIA

Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lepas dari sistem ekonomi yang dianut oleh negara ini. Sistem tersebut adalah sistem ekonomi pancasila. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tumbuh-kembangnya pemikiran Ekonomi Pancasila sebagai pemikiran Ekonomi Pancasila, yaitu Dialektiga Hegel, Paradigma Kuhn, dan Pendekatan Genetik, yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Dialektika Hegelian dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa tumbuh-kembang Ekonomi Pancasila adalah secara historis, melalui proses “tesa-antitesa-sitesa”. Itulah sebabnya istilah yang digunakan untuk kemunculan Pancasila adalah “digali” bukan “diciptakan”, karena diyakini bahwa Pancasila dan sistem ekonomi pancasilanya sudah lama dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
b.      Paradigma Kuhn dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa tumbuh-kembang Ekonomi Pancasila tidak selalu dalam karakter normal, yang prosesnya perlahan dan lancar, melainkan mengikuti suatu proses non-kumulatif yang ditimbulkan oleh terjadinya krisis atau devolusi yang mendadak dan tak beraturan.
c.       Pendekatan Genetk (dari Lawrence Nabers) dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa tumbuh-kembang Ekonomi Pancasila mengikuti tiga tahap genetika yaitu, (1) Psychogenetic, yang mengkaitkan Ekonomi Pancasila dengan pemikirnya, (2) The Logical, yang menghubungkan perjalanan perkembangan Ekonomi Pancasila sejak awal, (3) Histori-cultural, yang menekankan pada hubungan antara tumbuh-kembang Ekonomi Pancasila dengan tumbuh-kembang aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia.


Ø BAB 3 KESIMPULAN

Aku bangga Indonesia, tanah air beta, luas wilayahnya, dengan kekayaan luar biasa, bila terbagi merata maka makmurlah rakyatnya,
Aku bangga Indonesia, dengan bermacam suku bangsa, dan ragam bahasa, hidup damai bersama, menjunjung tinggi bhineka tunggal ika,
Aku bangga Indonesia, benar-benar kaya, kreasi seni budaya, dengan ratusan juta jiwa rakyatnya, yang senantiasa ringan bekerja, menyanyikan lagu-lagu semesta
Aku bangga Indonesia, walau pernah terjajah, tapi akhirnya bisa merdeka, mimpi-mimpi yang tercipta, membangun Indonesia, mewujudkan masyarakat adil, makmur merata, mencerdaskan kehidupan bangsa,
Aku bangga, benar-benar bangga, Indonesia, Indonesia,  Indonesia Raya, dari berbagai cerita dan apa yang terbaca, sejak kecil hingga SMA, tertanam di dalam kepala, bangkitkan asa, kelak berbuat untuk bangsa dan Negara tercinta
Aku bangga, aku bangga, aku bang……ga… ga….ga…
sebentar, se..ben…tar… tiba-tiba saja aku terkesima dengan mulut menganga seakan tak percaya, tubuh panas-dingin, sesak dada, seakan hendak meledak isi kepala, ini benar-benar nyata?
Indonesia tanah air beta, luas wilayahnya tak terjaga, lalu senangnya salahkan tetangga
Indonesia kaya raya, jutaan orang menderita, berebut rejeki, mempertaruhkan nyawa
Indonesia bangsa ber-bhineka, yang kehilangan tunggal ika, akhirnya konflik merajalela
Usang sudah berbagai cerita, hanya menjadi kisah tanpa makna, yang beterbangan sekedar melintas di kepala dan telinga, sedang anak-anak lebih suka berfantasi dalam dunia maya
Aku tetap bangga Indonesia, kuyakin kau pun juga,  sendiri bukan apa-apa, pastilah kuat bila bersama, dalam karya dan kerja, selain bicara
Bukanlah kejahatan mempersoalkan para penguasa bila bersekutu dengan pengusaha dan para mafia, mengeruk kekayaan indonesia, tapi bukan lagi kita si empunya, tidak mendapat apa-apa, justru sering menjadi tumbal belaka
Bukanlah kejahatan mempersoalkan para wakil kita, yang telah mendapat fasilitas di atas rata-rata, tetapi hanya tidur saja, ketika memperbincangkan dan mengambil keputusan tentang nasib bangsa dan Negara
Bukanlah kejahatan membongkar pelaku tukang jebol uang Negara, siapapun mereka, yang hanya mementingkan kroni-kroninya, tanpa peduli jutaan jiwa, yang terus saja bekerja, tapi tak berubah nasib hidupnya
Bukanlah kejahatan menuntut secara terbuka, pengusutan dan penyelesaian berbagai kisah duka, tentang melayangnya nyawa-nyawa, tentang hilangnya orang-orang yang berani bicara
Aku bangga, kau juga tentunya bangga, memang kita tak bisa menutup mata, selayaknyalah terus bicara dan bekerja, membangun bangsa dan Negara, dimulai dari apa yang kita bisa, tak sungkan berhadapan dengan penguasa, pengusaha dan para mafia, ini Negara kita si empunya, yakinkan saja, ini bukan bualan belaka, ayo segera kita coba…..
Pada jaman Kolonial belanda, perekonomian di Indonesia diwarnai oleh suatu strategi yang melahirkan dualisme dalam kegiatan ekonomi, yaitu dualisme antara sektor ekspor (enclave) dan sektor tradisional (hinterland). Sektor ekspor diwakili dengan kehadiran perkebunan-perkebunan di daerah pedesaan.
Pendirian perkebunan di daerah pedesaan semata-mata karena pertimbangan lokasi yang menguntungkan (tanah subur, iklim cocok) dan bukan untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 
Sejak jaman penjajahan sampai saat ini perekonomian Indonesia masih juga menunjukkan ciri-ciri adanya dualisme, baik dualisme yang bersifat teknologis, maupun yang bersifat ekonomis, sosial dan kultural.
Sistem pemerintahan Kolonial (Hindia Belanda) menciptakan sistem ekonomi kolonial yang diarahkan untuk memenuhi kepentingan negeri Belanda. Namun pada masa penjajahan Belanda ada peningkatan kesejahteraan hidup rakyat meskipun kecil dan lambat sekali.
Namun karena perang yang terus berlangsung, maka pengeluaran begitu besar untuk mendukung kegiatan militer dalam berperang. 
Pada jaman kepemimpinan soeharto, indonesia banyak berhutang dengan negara lain. Sampai pada kepemimpinan selanjutnya banyak aset – aset negara yang dijual guna menutupi hutang negara tersebut dan meningkatkan kondisi keuangan negara. 
Dan sampai saat ini pun negara kita masih berada pada titik kritis karena maraknya tindak KKN yang sangat merugikan negara. bahkan berdampak kemiskinan pada rakyat kecil.
Seharusnya pemerintah lebih tegas dalam menangani tindak KKN di negara Indonesia ini. Selain itu masyarakat dan pers harus tetap dan selalu mengontrol bagaimana perkembangan dan kinerja para pejabat negara agar selalu bekerja sesuai dengan tujuan negara.